Ma Li dan Zhai Xiao Wei
Keindahan dari keterbatasan
Jika
kita melihat seseorang menari ballet, tentu kita akan merasa kagum akan
keindahan tarian itu. Penari ballet dapat begitu lentur menari dang
menghasilkan tarian yang sangat indah. Tari ballet dapat dipelajari semua
orang, namun tidak mudah untuk mempelajarinya. Hal ini dikarenakan dibutuhkan
kesabaran, kelentukan badan, dan passion
untuk menari ballet sendiri. Seorang penari ballet, dapat menghasilkan tarian
yang indah karena memiliki hati untuk menari.
Menari
ballet sangat memerlukan gerakan tangan yang lentur, dan kaki untuk melompat.
Namun, apakah kalian dapat membayangkan menari tanpa lengan atau tanpa kaki? Ma
Li dan Zhai Xiao Wei adalah pasangan penari yang memiliki kekurangan. Ma Li
kehilangan tangan kanannya, dan Xiao Wei kehilangan kaki kirinya. Ini bukan
merupakan suatu kendala bagi mereka, namun kekurangan mereka dapat saling
melengkapi satu dengan lainnya.
Ma Li awalnya
adalah seorang balerina profesional yang berasal dari Provinsi Henan, China. Ia
kehilangan tangannya pada saat umur 19 tahun. Pada saat itu, Ma Li mengalami
kecelakaan mobil, yang berakibat mengharuskan tangan kanannya diamputasi.
Apakah anda dapat membayangkan, menari tanpa lengan? Perasaan inilah yang
dialami oleh Ma Li. Ia sangat frustrasi, dan hilang harapan. Namun, karena
dukungan keluarga, ia keluar dari keterpurukannya. Ia mulai mencoba melakukan
semua pekerjaan dengan 1 lengannya, dan mulai terbiasa lama kelamaan. Pada
akhirnya, tahun 2001 ia kembali ke dunia tari, dunia yang ia cintai. Menari
dengan satu lengan saja bukan hal yang mudah. Ia mengalami kesulitan dalam
menjaga keseimbangan, terutama saat gerakan memutar. Kerja keras Ma Li tidak
sia – sia. Ia berhasil mendapatkan medali emas dalam ajang kejuaraan yang
memang diperuntukkan untuk orang – orang cacat. Dari situ ia mendapatkan
kekuatan dari oaring – oaring yang senasib dengannya.
Zhai Xiao Wei
adalah seorang pemuda yang telah kehilangan kaki kirinya karena diamputasi
juga. Pada umur 4 tahun, Wei terjatuh dari sebuah traktor. Ia terpaksa
kehilangan kaki kirinya karena harus diamputasi. Namun, dukungan dari orangtua
membuat Wei tumbuh dengan keoptimisan. Bahkan Wei dapat menjadi seorang atlet.
Ia menjadi atle lompat tinggi, lompat jauh, berenang dan balap sepeda.
Pertemuan Ma Li
dan Xiao Wei yaitu pada tahun 2005, saat Wei sedang berlatih untuk lomba balap
sepeda nasional. Ma Li sangat yakin bahwa Wei adalah pasangan penari yang tepat
untuknya. Ma Li mengajak Wei untuk menjadi penari. Namun Wei berpikir bagaimana
ia dapat menari dengan 1 kaki saja. Ma Li memberikan tiket konser tari kepada
Wei. Disaat Wei melihat Ma Li menari dengan begitu indah dengan
keterbatasannya, Wei setuju untuk menjadi pasangan penari Ma Li. Setiap hari
mereka berlatih dari pukul 8 sampai 11 malam. Kerja kerasnya tidak sia – sia.
Pada April 2007, Ma Li dan Xiao Wei berhasil mendapatkan medali perak di lomba
tari “4th CCTV National Dance Competition”.
Sejak saat itu tarian
mereka menjadi motivasi dan menginspirasi bagi setiap orang yang menontonnya.
Dari kekurangan,mereka, Ma Li dan Wei dan menciptakan suatu tarian yang indah.
Keindahan itu tidak dihasilkan dari suatu keutuhan dan kesempuranaan saja, namun
keindahan juga dapat diciptakan dari kekurangan dan keterbatasan manusia. (El)
Sumber : www.sayangi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar