Kamis, 10 Desember 2015

Ma Li dan Zhai Xiao Wei


Ma Li dan Zhai Xiao Wei
Keindahan dari keterbatasan 
            Jika kita melihat seseorang menari ballet, tentu kita akan merasa kagum akan keindahan tarian itu. Penari ballet dapat begitu lentur menari dang menghasilkan tarian yang sangat indah. Tari ballet dapat dipelajari semua orang, namun tidak mudah untuk mempelajarinya. Hal ini dikarenakan dibutuhkan kesabaran, kelentukan badan, dan passion untuk menari ballet sendiri. Seorang penari ballet, dapat menghasilkan tarian yang indah karena memiliki hati untuk menari.

            Menari ballet sangat memerlukan gerakan tangan yang lentur, dan kaki untuk melompat. Namun, apakah kalian dapat membayangkan menari tanpa lengan atau tanpa kaki? Ma Li dan Zhai Xiao Wei adalah pasangan penari yang memiliki kekurangan. Ma Li kehilangan tangan kanannya, dan Xiao Wei kehilangan kaki kirinya. Ini bukan merupakan suatu kendala bagi mereka, namun kekurangan mereka dapat saling melengkapi satu dengan lainnya. 

Ma Li awalnya adalah seorang balerina profesional yang berasal dari Provinsi Henan, China. Ia kehilangan tangannya pada saat umur 19 tahun. Pada saat itu, Ma Li mengalami kecelakaan mobil, yang berakibat mengharuskan tangan kanannya diamputasi. Apakah anda dapat membayangkan, menari tanpa lengan? Perasaan inilah yang dialami oleh Ma Li. Ia sangat frustrasi, dan hilang harapan. Namun, karena dukungan keluarga, ia keluar dari keterpurukannya. Ia mulai mencoba melakukan semua pekerjaan dengan 1 lengannya, dan mulai terbiasa lama kelamaan. Pada akhirnya, tahun 2001 ia kembali ke dunia tari, dunia yang ia cintai. Menari dengan satu lengan saja bukan hal yang mudah. Ia mengalami kesulitan dalam menjaga keseimbangan, terutama saat gerakan memutar. Kerja keras Ma Li tidak sia – sia. Ia berhasil mendapatkan medali emas dalam ajang kejuaraan yang memang diperuntukkan untuk orang – orang cacat. Dari situ ia mendapatkan kekuatan dari oaring – oaring yang senasib dengannya.

Zhai Xiao Wei adalah seorang pemuda yang telah kehilangan kaki kirinya karena diamputasi juga. Pada umur 4 tahun, Wei terjatuh dari sebuah traktor. Ia terpaksa kehilangan kaki kirinya karena harus diamputasi. Namun, dukungan dari orangtua membuat Wei tumbuh dengan keoptimisan. Bahkan Wei dapat menjadi seorang atlet. Ia menjadi atle lompat tinggi, lompat jauh, berenang dan balap sepeda.
 
Pertemuan Ma Li dan Xiao Wei yaitu pada tahun 2005, saat Wei sedang berlatih untuk lomba balap sepeda nasional. Ma Li sangat yakin bahwa Wei adalah pasangan penari yang tepat untuknya. Ma Li mengajak Wei untuk menjadi penari. Namun Wei berpikir bagaimana ia dapat menari dengan 1 kaki saja. Ma Li memberikan tiket konser tari kepada Wei. Disaat Wei melihat Ma Li menari dengan begitu indah dengan keterbatasannya, Wei setuju untuk menjadi pasangan penari Ma Li. Setiap hari mereka berlatih dari pukul 8 sampai 11 malam. Kerja kerasnya tidak sia – sia. Pada April 2007, Ma Li dan Xiao Wei berhasil mendapatkan medali perak di lomba tari “4th CCTV National Dance Competition”. 

Sejak saat itu tarian mereka menjadi motivasi dan menginspirasi bagi setiap orang yang menontonnya. Dari kekurangan,mereka, Ma Li dan Wei dan menciptakan suatu tarian yang indah. Keindahan itu tidak dihasilkan dari suatu keutuhan dan kesempuranaan saja, namun keindahan juga dapat diciptakan dari kekurangan dan keterbatasan manusia. (El)

Sumber            :           www.sayangi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar