Berjuang dalam
keterbatasan
Aku ingin menceritakan sedikit tentang
seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus. Namanya adalah Fadel, berumur 1
tahun. Fadel adalah anak pertama dari dua bersaudara. Fadel adalah anak yang
hiperaktif, yaitu anak yang tidak bisa diam, atau gampangnya sangat aktif. Di
dalam sekolahnya, ia tergolong tuna grahita dengan IQ hanya 30 – 40. Fadel
memiliki kesulitan dalam berbicara, namun ia tetap dapat menangkap informasi
dari lawan bicaranya.
Pada saat Fadel berumur 3 hari,
seperti bayi pada umumnya, suster rumah sakit menjemur Fadel di koridor rumah
sakit. Namun setelah di jemur, tiba – tiba badan fadel menjadi biru dan keluar
cairan biru dari hidungnya. Sejak saat itu, pertumbuhan Fadel tidak seperti
bayi pada umumnya. Ibunya mengetahui kelainan pada Fadel, karena pada umur 6
bulan Fadel belum bisa mengangkat kepalanya layaknya bayi pada umumnya. Pada
usia 1 tahun, Fadel baru bisa berbalik badan sendiri. Fadel baru dapat berjalan
pada usia 5 tahun. Jika dilihat dari riwayat keluarga, tidak ada yang memiliki
penyakit seperti ini. Dokterpun memberi alasan bahwa penyakit Fadel dikarenakan
infeksi pencernaan. Namun Ibu Fadel tidak yakin bahwa itu adalah penyebabnya.
Sampai sekarang, belum dapat diketahui penyebab sakit Fadel.
Waktu kecil, Ibu
Fadel sering membawa Fadel untuk kontrol ke dokter, namun tidak ada kemajuan.
Karena alasan finansial, Ibu Fadel tidak membawa Fadel ke dokter lagi. Untuk
masalah makanan, Fadel adalah anak yang suka apa saja, ia tidak suka makanan
yang garing. Fadel sangat menyukai kue bolu. Fadel baru masuk SLB pada tahun
ini. Tadinya Fadel privat dirumah untuk pendidikan TKnya. Walaupun Fadel sudah
berumur 10 tahun, namun Fadel seperti anak berumur 4 tahun. Fadel sangat
menyukai menonton film, ia juga sangat menyayangi adiknya yang baru berumur 11
bulan. Fadel tidak pernah merasakan kelelahan di sekolah. Ibu Fadel
menyekolahkan Fadel di SLB karena untuk Fadel senang. Tetangga dirumah Fadel
sangat menjauhkan Fadel. Tak jarang Fadel sering menangis karena hal itu.
Walaupun dengan keterbatasan
Fadel, sang Ibu tidak pernah lelah untuk membuat anaknya tersenyum. Janganlah keterbatasan
kita membuat kita terhambat dalam semua aspek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar