Sabtu, 26 Desember 2015

Identifikasi Kasus Anak dalam Kardus



 
Kasus Pembunuhan Anak dalam Kardus Kembali Membawa Duka 
 
 
6/10/15 Bintang.com, Jakarta Kasus pembunuhan pada anak kerap terjadi sejak dulu. Belum kering tetes air mata saat ketika Angeline dibunuh, kini muncul kembali sebuah kasus pembunuhan yang keji. Seorang anak gadis berusia sembilan tahun ditemukan di dalam kardus dalam keadaan tidak bernyawa. Kasus pembunuhan anak dalam kardus yang masih belum juga selesai kembali membawa duka dan ngeri bagi setiap kalangan. 
Namanya Fauzia, seorang murid SD yang cantik jelita. Ditemukan di dalam kardus tanpa identitas, di Kampung Belakang, Jalan Sahabat RT 006 RW 005, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (2/10) sekitar pukul 22.30.Kardus temukan oleh tiga warga setempat; Lukman (28), Ardi Wibowo (28), dan Welly Supriyanto (28).Ketiga orang tersebut bergidik ngeri saat menemukan sesosok gadis di dalam kardus. Bagaimana tidak, keadaan Fauzia saat itu sangat menyedihkan. Posisi badanya tertekuk dengan tangan dan kedua kaki mengarah ke dada. Dan yang lebih menyayat hati, Fauzia ditemukan dalam keadaan tidak berbusana serta mulutnya dibekap dengan lakban.
Sebelum orangtua Fauzia melaporkan kehilangan anak kepada pihak yang berwenang, Fauzia masih terlihat oleh masyarakat sekitar ketika jam pulang sekolah. Saat itu adalah hari Jumat. Seharusnya Fauzia pulang lebih awal dari biasanya. Salah satu saksi mata, sepupu korban, sempat melihat Fauzia berbelok ke arah sebuah gang yang tidak biasanya dia lalui. Sempat ditanya hendak ke mana, Fauzia hanya menjawab "mau main." Sepupunya kemudian mengejar hingga ke jalan buntu. Namun sosoknya tiba-tiba menghilang. Kasus ini masih belum selesai, meskipun kini jasad Fauzia sudah dimakamkan. Pelaku pembunuhannya pun belum juga ditemukan. Tapi, polisi sudah memiliki gambaran sang pelaku. Melalui CCTV, polisi menemukan dua orang pengendara motor yang membawa kardus. Satu orang membawa kardus coklat dengan strip berwarna biru. Satunya lagi, membawa kardus yang seluruhnya berwarna coklat. Pria ini mengenakan sweater abu-abu. 
Karena posisi CCTV berada di atas, dan dekat dengan lampu jalan, maka polisi tidak bisa mengenali plat nomor kedua motor yang terekam tersebut. Sampai sekarang, polisi masih mencari pelaku pembunuhan Fauzia, korban kasus pembunuhan anak dalam kardus. 
Identifikasi
Menurut saya, kasus diatas memiliki beberapa kemungkinan. Jika di identifikasi secara mendalam, ada beberapa faktor yang menyebabkan kasus ini dapat terjadi. Yang pertama jika dilihat dari sisi Fauzia sebagai korban. Disini ada beberapa kemungkinan, yaitu Fauzia adalah seorang anak yang yang memiliki sikap tertutup, baik kepada orang tua maupun keluarganya. Hal ini dapat dibuktikan, ketika Fauzia ditanya oleh sepupunya hendak kemana, Fauzia hanya menjawab ingin pergi bermain tanpa menjelaskan lebih dalam lagi. Seperti ingin bermain dimana dan bersama siapa. Juga ada kecurigaan, mengapa Fauzia pergi kearah jalan yang biasanya tidak di lewatinya. Ketika sepupunya mengikutinya, dan ternyata jalan buntu, lalu tiba – tiba Fauzia menghilang. Kemungkinan selanjutnya adalah Fauzia janjian dengan seseorang yang asing, lalu di culik, diperkosa dan dibunuh.

Yang kedua jika dilihat dari sisi si tersangka. Tersangka ini kemungkinan memiliki gangguan kejiwaan. Alasannya adalah, korban dari pemerkosaan dan pembunuhan ini adalah perempuan yang baru berumur 9 tahun. Dapat dikatakan, tersangka adalah seseorang yang memiliki gangguan kejiwaan Pedophilia. Pedophilia adalah gangguan psikoseksual dimana tindakan fantasia atau sebenarnya terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak – anak sebelum pubertas. Pedophilia dapat dikatakan gangguan mental, bahkan di beberapa negara, kasus seperti ini adalah bentuk kriminal. Tersangka melakukan tindak kejahatan ini sepertinya telah direncanakan. Hal ini dapat terlihat dari tersangka yang sudah mempersiapkan kardus dan lakban untuk mengumpatkan mayat korban. Kemungkinan lain adalah, bisa saja tersangka setelah melakukan pemerkosaan mengalami ketakutan. Yang dikarenakan telah menyebabkan si korban trauma, dan karena takut akan masuk penjara karena hal pemerkosaan, si tersangka menghabisi nyawa korban lalu langsung kabur.



Pendekatan Psikologi
                Pendekatan psikologi yang dapat diterapkan untuk kasus ini adalah pendekatan kognitif (Cognitive Approach), pendekatan perilaku (Behavioral Approach) dan pendekatan psikoanalisa (Psychoanalytice Approach).
Ø  Pendekatan Kognitif (Cognitive Approach)
Pendekatan ini berfokus pada tersangka, seperti bagaimana tersangka memproses informasi yang didapat tentang Fauzia. Lalu bagaimana informasi ini mempengaruhi pikiran, dan apa yang dirasakannya. Melalui  pendekatan kognitif, kita dapat mengetahui bagaimana tersangka memiliki pola pikir dan penyebab dia memiliki niat seperti ini. Kita juga dapat mencari tahu faktor – faktor yang mempengaruhi mental tersangka tersebut. Jadi, pendekatan kognitif lebih berpusat pada bagaimana individu tersebut berpikir, mengingat, dan mempercayai sesuatu.

Ø  Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach)
Melalui pendekatan perilaku, kita dapat mempelajari bagaimana hubungan perilaku dan jiwa atau karakter tersangka. Seperti bagaimana sikapnya sehari -  hari sehingga dapat melakukan tindak kejahatan ini. Kita juga dapat mengidentifikasi dari bagaimana tersangka mendekati korban, sampai si korban dibunuhnya. Kita juga dapat mempelajari dari bagaimana tersangka berperilaku sebelum melakukan tindak kejahatan ini dan setelah melakukannya. Jika dilihat dari sisi korban, kita dapat mempelajari bagaimana korban berperilaku sehari – hari sehingga kejadian ini dapat terjadi padanya.

Ø  Pendekatan Psikoanalisa (Psychoanalytice Approach).
Melalui pendekatan psikoanalisa, kita dapat mengetahui apa motivasi dalam pemikiran tersangka. Kita juga dapat mengetahui apakah tersangka memiliki masalah – masalah psikologi yang tidak tersampaikan sehingga melakukan tindak kejahatan ini. Melalui pendekatan psikoanalisa kita dapat melihat bagaimana kecemasan yang ada dalam diri tersangka setelah melakukan tindak kejahatan ini. Pendekatan psikoanalisa lebih menekankan kepada analisa jiwa seseorang.
Kesimpulan dan Saran
            Kesimpulan dari kasus ini adalah, tersangka telah melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Fauzia, anak perempuan yang baru berumur 9 tahun. Fauzia ditemukan oleh 3 orang warga setempat dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Yang lebih tragis lagi adalah, Fauzia ditemukan di dalam sebuah kardus dengan keadaan kaki dan tangan diikat dengan lakban. Fauzia ditemukan dalam keadaan tidak berbusana, karena itu berdasarkan luka – luka pada korban, ini merupakan pemerkosaan.
            Tersangka sempat tertangkap CCTV, yaitu 2 orang laki – laki menggunakan sepeda  motor. Namun, plat nomor tersangka tidak kelihatan dan sedang di identifikasi. Ada seorang saksi yang sempat berbicara kepada korban sebelum kejadian ini terjadi. Dia adalah sepupu korban yang sudah curiga kepada korban akan pergi. Menurut kasus diatas, kemungkinan korban dengan gampangnya berkenalan dengan orang asing, dan sudah tidak jujur. Tapi di lain sisi, bisa jadi ini memang murni kasus pemerkosaan dan pembunuhan.
            Saran saya adalah, agar tersangka segera diketahui dan ditindak secara hukum. Namun jangan hanya hukuman penjara bertahun – tahun, namun disertai pendidikan yang mengubah pola pikir tersangka dan mengubahkan pribadi tersangka tersebut. Karena, hukuman ditahan dalam penjara selama bertahun – tahun bahkan puluhan tahun tidak ada gunanya jika tidak ada upaya menanamkan pola pikir yang benar di pikiran tersangka. Untuk orangtua, diharapkan menanamkan kepada anak sikap untuk terbuka dan jujur, dan mengingatkan kepada anak untuk tidak sembarangan mengenal orang asing.

1 komentar: