Ayo Belajar
Mengendalikan Kemarahan
Cobalah ingat – ingat kapan terakhir
kali kita marah. Apakah kemarin ketika lelah pulang kuliah, lalu banyak hal
yang memancing emosi kita? Atau tadi pagi kita marah dan kesal ketika sudah
telat kuliah, macet di jalan, ditambah ada pengendara yang ugal – ugalan? Atau
bahkan ada diantara kalian yang masuk kelas ini dalam keadaan marah?
Sebenarnya, apa itu marah? Apakah marah itu baik atau buruk untuk diri kita dan
kesehatan mental kita? Apakah kemarahan itu bisa dikendalikan atau tidak?
Sekarang kita akan membahas hal itu satu persatu.
Marah adalah sesuatu yang sangat normal dan
manusiawi. Marah adalah salah satu bentuk emosi seseorang yang biasanya dapat
dilampiaskan dalam berbagai cara. Cara seseorang saat meluapkan atau
melampiaskan kemarahannya inilah yang jadi masalah. Ada banyak tipe orang saat
marah. Tipe pertama adalah orang yang ketika marah atau kesal lebih baik
memilih untuk diam. Orang tersebut lebih memilih untuk diam karena malas untuk
adu argumen, malas marah – marah, jadi ia lebih baik diam saja. Diam saat kita
marah itu sebenarnya baik untuk menunggu waktu yang tenang agar kita dapat
mengungkapkan dengan kata – kata yang baik. Namun jika kita marah dan terus
diam tanpa memberikan penjelasan, itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah.
Tipe yang kedua adalah orang yang ketika marah
melampiaskan seluruh kemarahannya dengan cara menggerutu dan marah – marah.
Bahkan orang yang lain yang tidak ada hubungannya dengan masalahnya dapat
menjadi sasaran kemarahannya. Hal ini dapat terjadi karena posisi hatinya yang
sedang sensitif, sehingga emosinya tidak dapat dikontrol dan ingin marah –
marah saja. Sisi positif dari orang yang marah dan meluapkan seluruh
kemarahannya adalah ia telah melampiaskan seluruh rasa marahnya, sehingga tidak
menyisakan rasa kesal dan marah lagi. Namun sisi negatif dari orang yang
memiliki tipe ini adalah kata – kata yang keluar darinya biasanya tidak
dikontrol sehingga mengeluarkan kata – kata yang sangat menyakitkan dan menusuk
hati orang yang mendengarnya. Tipe yang terakhir adalah orang yang meluapkan
kemarahannya tidak bisa dengan diam saja atau dengan marah – marah, orang
seperti ini lebih baik main tangan saja, dengan memukul, menjewer, mencubit,
dll.
Marah itu baik jika diekspresikan pada tempatnya,
artinya mengungkapkan kemarahannya itu dengan cara yang tepat. Jika seorang
ayah ingin memarahi anaknya boleh saja ia memukul anak itu, namun dengan batas
sewajarnya, artinya tidak keras memukulnya. Hal ini bertujuan untuk mendidik
anak bahwa yang dilakukannya itu tidak baik. Yang membuat marah itu buruk jika
kemarahan itu muncul dengan alasan yang tidak sepatutnya dan disampaikannya
dengan suara yang keras dengan nada tinggi bahkan disertai dengan kekerasan
fisik seperti penganiayaan.
Jika dilihat dari sisi kesehatan, kemarahan akan
menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Ada dampak yang ringan, namun
tidak sedikit juga kemarahan yang dapat berakibat sangat buruk bagi kesehatan.
Kemarahan dapat membuat stress pada seseorang. Orang yang marah cenderung akan
memikirkan hal – hal yang menjadi permasalahannya, dan itu membuat seseorang
menjadi stress dan sensitif. Marah juga dapat menaikkan asam lambung dan
mengakibatkan gangguan pencernaan seperti sakit maag. Yang lebih dikhawatirkan
lagi adalah, ketika seseorang marah maka tekanan darahnya cenderung tinggi, hal
ini dapat berakibat pada pecahnya pembuluh darah yang mengakibatkan penyakit
struk.
Jadi, apakah kemarahan itu dapat dikendalikan atau
tidak? Banyak orang yang berkata, “Jika saya sudah marah, saya tidak dapat
mengendalikannya,”. Kemarahan itu sangat bisa untuk dikendalikan. Semua kembali
lagi pada diri kita, mau atau tidak. Janganlah emosi dan kemarahan kita
mengendalikan diri kita, tetapi kita harus dapat mengendalikan emosi itu.
Beberapa solusi untuk meredam kemarahan kita ada banyak. Pertama, jika ada
masalah, cobalah untuk berpikir tenang dahulu. Cobalah tunggu sampai kita
tenang, dan carilah jalan keluar dari masalah kita lalu sampaikan dengan kata –
kata halus yang tidak menyakitkan orang lain. Ada banyak cara untuk membuat
diri kita tenang, kita dapat mendengarkan musik, membaca buku, atau bahkan
dengan olahraga. Kedua, jika terjadi masalah, pikirkanlah dampak negatif jika
anda marah. Ingatlah bahwa marah dapat melukai perasaan orang lain dan
memperkeruh suasana. Dengan begitu kita akan bisa mengontrol emosi kita.
Ketiga, cobalah belajar berpikir positif. Jika ada masalah, jangan melihat sisi
negatifnya saja, tapi lihat sisi baiknya. Hal ini dapat membantu kita untuk
berpikir dengan jernih dan mencari solusi masalah kita. Inilah cara – cara
bagaimana mengendalikan kemarahan kita. Belajarlah untuk menjadi dewasa dalam
mengendalikan emosi. Kita dapat menjelaskan dan memberitahu bagaimana
seharusnya kepada orang lain, tidak harus dengan marah – marah. Marilah kita
mengubah kebiasaan marah – marah dengan hal – hal yang positif. Ayo belajar
mengendalikan kemarahan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar