Selasa, 28 November 2017

Tugas Review Jurnal

Review Jurnal “: Impact of Social Media on Mental Health”

Dibawah ini adalah review jurnal yang berkaitan dengan Tugas PKM kelompok saya berjudul “Penyuluhan meningkatkan kesehatan mental dengan menggunakan konten positif di media sosial”. Berikut review jurnal tersebut,

Penulis                          : Partap Singh Rohilla, Krishan Kumar
Tahun                           : 2015
Judul                             : Impact of Social Media on Mental Health
Jurnal                            : International Journal of Education
Volume & Halaman     : Vol. 5, Hal 142-149
ISSN                            : 2347-4343
Diakses Tanggal           : 24 November 2017
Tujuan Penelitian      : Untuk mengidentifikasi hubungan antara peningkatan penggunaan media sosial pada orang dewasa dan meningkatnya masalah kesehatan mental.
Definisi operasional      : Kesehatan mental menurut WHO adalah suatu keadaan yang baik, di mana setiap individu menyadari potensi dirinya sendiri, dapat mengatasi masalah dari hidup, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, dan mampu memberi kontribusi kepada komunitasnya. Sedangkan social media adalah bentuk komunikasi elektronik yang memungkinkan pengguna membuat komunitas online untuk berbagi informasi, gagasan, pesan pribadi, dan konten lainnya.
Landasan Teori             : Saat ini sekitar 73% orang dewasa menggunakan situs jejaring sosial atau sejenisnya. Sosial media itu seperti instagram, youtube, twitter, facebook, dll. Pengguna Facebook tidak hanya banyak, tapi juga sangat aktif, yaitu sebanyak 63% dari pengguna Facebook mengunjungi  facebook setidaknya sekali sehari, dan sebanyak 40% melakukannya beberapa kali sepanjang hari.
                                        Toma dan Hancock (2013) menganalisis bahwa profil Facebook membantu seseorang memuaskan kebutuhan akan harga diri dan kepercayaan diri. Proyek Pew Research Center menemukan alasan paling populer untuk menggunakan media sosial adalah menghubungkan teman dan keluarga, mencari teman baru, mencari pasangan romantis dan juga membaca komentar selebritis / politisi (Smith, 2011).
Sejumlah penelitian mengidentifikasi hubungan antara penggunaan media sosial dan hasil negatif seperti meningkatnya kecemasan, depresi, kesepian, perilaku kompulsif dan narsisme. Jika penggunaan media sosial dapat dikaitkan dengan hasil negatif, peneliti perlu lebih memperhatikan dampak terhadap kesehatan mental dan bagaimana mengurangi dampak tersebut. Rosen, Cheever, dan Carrier pada tahun 2012, menemukan ungkapan "I-disorder," yang didefinisikan sebagai hubungan negatif antara penggunaan teknologi dan kesehatan psikologis. Baru-baru ini, peneliti telah beralih ke media sosial, berusaha untuk menentukan apakah sosial media memiliki efek buruk pada kesehatan mental. Selanjutnya pada tahun 2013, peneliti mempelajari penggunaan Facebook pada 1.143 mahasiswa. Kemudian peneliti menemukan bahwa gangguan depresi mayor, bipolar-mania, dysthymia, narsisme, perilaku kompulsif dan gangguan kepribadian antisosial diprediksi oleh satu atau lebih variabel penggunaan Facebook. Kalpidou dkk. (2011) mengemukakan bahwa mahasiswa yang memiliki jumlah teman Facebook yang tinggi mengalami penyesuaian emosional yang rendah terhadap kehidupan kampus.
Peneliti sendiri menemukan bahwa jika seseorang lebih banyak menghabiskan waktu di Facebook dan frekuensi penggunaan facebool yang tinggi, maka peneliti memperkirakan nilai narsisme akan semakin tinggi. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa 45% orang dewasa di Inggris menunjukkan perasaan khawatir atau tidak nyaman saat mereka tidak dapat mengakses email atau situs jejaring sosial mereka. Hal ini berarti orang-orang tersebut lebih cemas.
Saat ini mungkin siklus tidur kita terganggu oleh laptop dan smartphone yang ada media sosialnya.
Padahal laptop dan hp memancarkan cahaya biru tingkat tinggi. Cahaya buatan ini mengganggu kesehatan dan siklus tidur. Cahaya biru yang termasuk dalam cahaya buatan adalah yang paling berbahaya bagi manusia. Cahaya biru menekan melatonin, atau "kimia mengantuk" otak, melalui salah satu sensor di tubuh kita yaitu mata. Browsing media sosial sebelum tidur tidak hanya mengganggu dari tidur namun juga tidak membuat mengantuk. Kurang tidur dapat mengakibatkan gelisah, dan membuat emosi seseorang tidak terkontrol.
Hasil Penelitian             : Berdasarkan penelitian diatas, bermain media sosial dapat berakibat pada kesehatan yang mengakibatkan pada kesehatan mental. Orang yang bermain media sosial akan cenderung mengalami depresi, kecemasan ketika tidak menggunakan sosial media, dan narsisme. Ketika seseorang mengahabiskan banyak waktu menggunakan smartphone, ternyata cahaya biru pada hp dapat membuat seseorang tidak mengantuk. Dan hal ini tentu akan membuat seseorang sulit tidur. Tidur yang baik menyebabkan kesehatan mental yang baik, dan pikiran yang tenang dan sehat serta menyebabkan tidur yang nyenyak. Namun, temuan penelitian menunjukkan bahwa hal yang sebaliknya juga benar, tidur yang buruk dan kesehatan mental yang buruk berjalan beriringan. Cahaya biru yang diambil oleh otak selama 3,8 jam yang digunakan orang dewasa muda di media sosial setiap hari bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi siklus ini.
Kelebihan Jurnal      : 
-Jurnal ini mengangkat variabel penelitian yang sangat relevan dengan fenomena yang terjadi saat ini.
-Jurnal ini memiliki penelitian sebelumnya yang sangat lengkap dan jelas.
-Jurnal ini sangat terperinci dari penjabaran fenomena yang terjadi, lalu membahas dampak dari 
 media sosial, sampai pada cara mengatasi dampak dari penggunaan media sosial.

Kelemahan Jurnal         : 
Jurnal ini kurang menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti langsung
menyampaikan hasil penelitian tanpa menyertakan metode penelitian.


2 komentar:

  1. kak ini sumbernya dr mana ya? bisa minta link atau apa gt ka

    BalasHapus
  2. Kak kalau jurnal tentang strategi pembelajaran ada gak ya? Bagi info nya dong

    BalasHapus