Minggu, 17 Desember 2017

Autobiografi kreativitas dan keberbakatan

AUTO BIOGRAFI
Perjalanan kreativitas dan keberbakatan

            Hai, perkenalkan nama saya Elisa, disini saya akan menceritakan sedikit tentang diri saya terkait kreativitas dan keberbakatan. Saya lahir di Jakarta, 27 Oktober 1997. Saya adalah anak keempat dari empat bersaudara. Saat ini saya sedang menempuh S1 Psikologi. Tidak ada suatu bakat turun-menurun dalam keluarga saya, tapi entah mengapa, sedari kecil saya sangat menyukai pelajaran KTK atau mengenai kreativitas. Saat kelas 4 SD, saya sangat senang dengan pelajaran KTK, kegiatan belajarnya seperti membuat sesuatu menggunakan stik kayu, ataupun menjahit. Saya sangat senang karena dapat menuangkan ide saya dalam bentuk karya. Melalui pelajaran itu, kreativitas saya terasah, ketika melihat sesuatu, saya lebih berpikir bagaimana cara untuk membuatnya daripada membelinya.
            Namun saya tidak begitu tertarik dengan pelajaran menggambar ataupun melukis. Walaupun saya pernah mengikuti ekstrakulikuler melukis waktu kelas 3 SD. Saat SD saya sudah mencoba membeli kain flanel dan membuatnya menjadi kotak pensil, tas, dompet, gantungan kunci, dll. Bahkan saat saya SMA, saya dan teman-teman yang awalnya hanya iseng-iseng membuat bando karakter dari kain flanel. Namun saat itu, banyak teman kami yang lain tertarik dan ingin membelinya. Kami berempat kemudian jadi berjualan bando karakter. Namun saya berpikir dari itu, bagaimana kalau yang membelinya bukan hanya teman-teman saya di sekolah, tetapi saya dapat menjualnya secara online. Saya mulai foto contoh-contoh bando karakternya dan memasukkan ke toko online pada saat itu yaitu Toko Bagus yang sekarang kita kenal yaitu OLX. 

Seperti ini beberapa contoh bando-bando yang saya jual online. Ternyata saat itu responnya baik, banyak yang memesan, bahkan saya mengirim sampai untuk ke Makassar dan luar pulau jawa. Namun lama kelamaan karena kesibukan SMA, saya merasa lelah dengan tugas-tugas sekolah, dan saya memilih untuk fokus pada sekolah saya.
Selain bisnis bando, saya memiliki ketertarikan lain yaitu dalam bidang desain. Saya mulai diajarkan oleh kakak perempuan saya untuk menggunakan aplikasi edit foto yaitu adobe photoshop. Yang awalnya hanya untuk edit-edit foto saja, saya mulai belajar untuk desain brosur, iklan-iklan, yang mana jasa desain saya dipakai untuk salah satu klinik. Saya mencoba melakukan promosi melalui desain saya. Dan sampai saat ini bakat saya dalam desain masih terus berlanjut. Karena dalam desain, saya bisa menuangkan ide-ide dan kreativitas saya.
Jikalau dahulu saya bisnis bando, kini bisnis yang saya jalankan adalah dessert table atau dekorasi ulang tahun. Walaupun sudah melalukan beberapa kali project dekorasi ini, saya belum menfokuskan bisnis ini. Karena masih ada kewajiban saya sebagai mahasiswa yang harus saya prioritaskan. Referensi saya untuk mengasah kreativitas saya adalah dengan melihat-lihat di internet desain-desain terbaru, lalu saya mencoba untuk membuatnya. Selain bisnis bando dan dekorasi ulang tahun, saya juga membuat kreasi bingkai foto atau yang dikenal scrapbook dan hampers yaitu bingkisan untuk ulang tahun, sebulanan bayi.






Walaupun bisnis-bisnis yang saya jalankan belum besar dan hanya masih dalam skala kecil, namun saya senang karena dapat menuangkan ide-ide saya kedalam bentuk karya. Semua ini, kreativitas dan bakat yang saya miliki, tidak terlepas dari peran orangtua dan keluarga yang selalu membantu saya dan memberi saran serta masukan-masukan. Menurut saya, kreativitas itu harus terus digali dengan cara belajar. Dengan kreativitas yang kita miliki, kita akan memiliki suatu bakat yang akan berguna bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain. Sekian dulu cerita saya mengenai kreativitas dan keberbakatan. Terimakasih sudah membaca.

Selasa, 28 November 2017

Tugas Review Jurnal

Review Jurnal “: Impact of Social Media on Mental Health”

Dibawah ini adalah review jurnal yang berkaitan dengan Tugas PKM kelompok saya berjudul “Penyuluhan meningkatkan kesehatan mental dengan menggunakan konten positif di media sosial”. Berikut review jurnal tersebut,

Penulis                          : Partap Singh Rohilla, Krishan Kumar
Tahun                           : 2015
Judul                             : Impact of Social Media on Mental Health
Jurnal                            : International Journal of Education
Volume & Halaman     : Vol. 5, Hal 142-149
ISSN                            : 2347-4343
Diakses Tanggal           : 24 November 2017
Tujuan Penelitian      : Untuk mengidentifikasi hubungan antara peningkatan penggunaan media sosial pada orang dewasa dan meningkatnya masalah kesehatan mental.
Definisi operasional      : Kesehatan mental menurut WHO adalah suatu keadaan yang baik, di mana setiap individu menyadari potensi dirinya sendiri, dapat mengatasi masalah dari hidup, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, dan mampu memberi kontribusi kepada komunitasnya. Sedangkan social media adalah bentuk komunikasi elektronik yang memungkinkan pengguna membuat komunitas online untuk berbagi informasi, gagasan, pesan pribadi, dan konten lainnya.
Landasan Teori             : Saat ini sekitar 73% orang dewasa menggunakan situs jejaring sosial atau sejenisnya. Sosial media itu seperti instagram, youtube, twitter, facebook, dll. Pengguna Facebook tidak hanya banyak, tapi juga sangat aktif, yaitu sebanyak 63% dari pengguna Facebook mengunjungi  facebook setidaknya sekali sehari, dan sebanyak 40% melakukannya beberapa kali sepanjang hari.
                                        Toma dan Hancock (2013) menganalisis bahwa profil Facebook membantu seseorang memuaskan kebutuhan akan harga diri dan kepercayaan diri. Proyek Pew Research Center menemukan alasan paling populer untuk menggunakan media sosial adalah menghubungkan teman dan keluarga, mencari teman baru, mencari pasangan romantis dan juga membaca komentar selebritis / politisi (Smith, 2011).
Sejumlah penelitian mengidentifikasi hubungan antara penggunaan media sosial dan hasil negatif seperti meningkatnya kecemasan, depresi, kesepian, perilaku kompulsif dan narsisme. Jika penggunaan media sosial dapat dikaitkan dengan hasil negatif, peneliti perlu lebih memperhatikan dampak terhadap kesehatan mental dan bagaimana mengurangi dampak tersebut. Rosen, Cheever, dan Carrier pada tahun 2012, menemukan ungkapan "I-disorder," yang didefinisikan sebagai hubungan negatif antara penggunaan teknologi dan kesehatan psikologis. Baru-baru ini, peneliti telah beralih ke media sosial, berusaha untuk menentukan apakah sosial media memiliki efek buruk pada kesehatan mental. Selanjutnya pada tahun 2013, peneliti mempelajari penggunaan Facebook pada 1.143 mahasiswa. Kemudian peneliti menemukan bahwa gangguan depresi mayor, bipolar-mania, dysthymia, narsisme, perilaku kompulsif dan gangguan kepribadian antisosial diprediksi oleh satu atau lebih variabel penggunaan Facebook. Kalpidou dkk. (2011) mengemukakan bahwa mahasiswa yang memiliki jumlah teman Facebook yang tinggi mengalami penyesuaian emosional yang rendah terhadap kehidupan kampus.
Peneliti sendiri menemukan bahwa jika seseorang lebih banyak menghabiskan waktu di Facebook dan frekuensi penggunaan facebool yang tinggi, maka peneliti memperkirakan nilai narsisme akan semakin tinggi. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa 45% orang dewasa di Inggris menunjukkan perasaan khawatir atau tidak nyaman saat mereka tidak dapat mengakses email atau situs jejaring sosial mereka. Hal ini berarti orang-orang tersebut lebih cemas.
Saat ini mungkin siklus tidur kita terganggu oleh laptop dan smartphone yang ada media sosialnya.
Padahal laptop dan hp memancarkan cahaya biru tingkat tinggi. Cahaya buatan ini mengganggu kesehatan dan siklus tidur. Cahaya biru yang termasuk dalam cahaya buatan adalah yang paling berbahaya bagi manusia. Cahaya biru menekan melatonin, atau "kimia mengantuk" otak, melalui salah satu sensor di tubuh kita yaitu mata. Browsing media sosial sebelum tidur tidak hanya mengganggu dari tidur namun juga tidak membuat mengantuk. Kurang tidur dapat mengakibatkan gelisah, dan membuat emosi seseorang tidak terkontrol.
Hasil Penelitian             : Berdasarkan penelitian diatas, bermain media sosial dapat berakibat pada kesehatan yang mengakibatkan pada kesehatan mental. Orang yang bermain media sosial akan cenderung mengalami depresi, kecemasan ketika tidak menggunakan sosial media, dan narsisme. Ketika seseorang mengahabiskan banyak waktu menggunakan smartphone, ternyata cahaya biru pada hp dapat membuat seseorang tidak mengantuk. Dan hal ini tentu akan membuat seseorang sulit tidur. Tidur yang baik menyebabkan kesehatan mental yang baik, dan pikiran yang tenang dan sehat serta menyebabkan tidur yang nyenyak. Namun, temuan penelitian menunjukkan bahwa hal yang sebaliknya juga benar, tidur yang buruk dan kesehatan mental yang buruk berjalan beriringan. Cahaya biru yang diambil oleh otak selama 3,8 jam yang digunakan orang dewasa muda di media sosial setiap hari bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi siklus ini.
Kelebihan Jurnal      : 
-Jurnal ini mengangkat variabel penelitian yang sangat relevan dengan fenomena yang terjadi saat ini.
-Jurnal ini memiliki penelitian sebelumnya yang sangat lengkap dan jelas.
-Jurnal ini sangat terperinci dari penjabaran fenomena yang terjadi, lalu membahas dampak dari 
 media sosial, sampai pada cara mengatasi dampak dari penggunaan media sosial.

Kelemahan Jurnal         : 
Jurnal ini kurang menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti langsung
menyampaikan hasil penelitian tanpa menyertakan metode penelitian.


Sabtu, 14 Oktober 2017

PKM PENGABDIAN UNTUK MASYARAKAT

PKM- PENGABDIAN UNTUK MASYARAKAT

PENYULUHAN MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL DENGAN MENGUNGGAH KONTEN POSITIF DI MEDIA SOSIAL

Pada kali ini kami mendapatkan kesempatan untuk membuat suatu Program Kreatifitas Mahasiswa 2017. Program yang akan kami laksanakan bergerak di bidang Pengabdian Masyarakat dengan judul Penyuluhan Meningkatkan Kesehatan Mental Dengan Mengunggah Konten Positif Di Media Sosial.
Alasan kami atau latar belakang kami mengangkat hal ini karena media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Terdapat banyak jenis konten yang dapat diunggah ke media sosial seperti pesan, video, ebook, gambar dan lain-lain.  Pesan atau konten yang dapat diunggah di media sosial bersifat bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper ataupun suatu pedoman yang disetujui. Karena itu konten yang terdapat di media sosial sangat bervariasi. Dengan kebebasan berbagi konten tersebut, seringkali pengguna menyalahgunakan media sosial seperti menjadikan media sosial untuk berbagi konten negatif. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa di media sosial telah begitu banyak konten negatif tersebar, seperti hate speech, hoax, pornografi, bullying, provokasi, dan konten SARA. Begitu banyak pengguna yang dengan mudah menyampaikan apa yang ingin disampaikan, mengkritik, labelling, menghujat, melontar ujaran kebencian dan berbagai hal lainnya.
Secara tidak langsung konten negatif yang tersebar dapat memberikan dampak negatif pada pengguna media sosial seperti pengguna akan terprovokasi kemudian ikut membenci, ikut melontarkan ujaran kebencian yang pada akhirnya diikuti oleh orang banyak dan tercipta suatu fenomena baru yang akibatnya semakin banyak pula pengguna yang dibuat tidak nyaman dan dirugikan. Ketidaknyamanan tersebut dapat berkembang menjadi tekanan bagi pembaca kemudian berkembang lagi menjadi stress. Secara tidak langsung pula akan berpengaruh pada kesehatan mental pengguna media sosial dan pembaca konten yang ada di media sosial.
Rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui program ini pada dasarnya tidak lepas dari, mengapa konten negatif harus dihindari? konten seperti apa saja yang bersifat positif? bagaimana cara meningkatkan kesehatan mental yang baik?. Adapun tujuan dari PKM ini adalah memberikan pemahaman kepada generasi muda Indonesia dampak dari konten negatif, memberikan pemahaman bahwa konten negatif harus dihindari, memberikan pengetahuan mengenai konten positif, mensosialisasikan cara meningkatkan kesehatan mental yang baik, dan mengajak Generasi Muda Indonesia untuk mulai bergerak mengunggah konten positif di media sosial untuk meningkatkan kesehatan mental yang baik di Indonesia.
Dimana saat ini sedang terjadi maraknya berita-berita hoax atau berita yang tidak benar namun sudah disebarluaskan. Padahal masyarakat sudah diinformasikan terkait hukuman bagi mereka yang berujar kebencian/ SARA melalui ITE. Banyak orang mempercayai berita hoax sebagai sebuah kebenaran. Korban berita ini mencangkup berbagai golongan dan tingkat pendidikan. Membaca berita kebohongan seperti ini dapat menimbulkan kekerasan, kebingungan, serta perasaan tidak aman dan tidak nyaman. Hal ini sangat rawan jika korbannya merupakan pelajar tingkat SMA yang sedang mencari jati dirinya. Pelajar SMA di JABODETABEK termasuk pelajar yang merupakan pengguna media sosial secara aktif. Namun kebanyakan dari mereka masih belum menyadari pentingnya untuk ikut berkontribusi memberikan konten-konten positif di media sosial. Dengan banyaknya konten-konten positif, hal ini akan meningkatkan kesehatan mental seorang remaja, dan membuat remaja untuk berpikir lebih kritis menghadapi perkembangan zaman. Karena kenyataan yang terjadi pada zaman sekarang, banyak remaja yang berpikiran negatif, depresi, stres, bahkan sampai bunuh diri. Alangkah baiknya jika pelajar-pelajar di JABODETABEK mulai sadar bahwa memberikan konten-konten positif di media sosial dapat meningkatkan kesehatan mental baik dirinya maupun pengguna media sosial lainnya.
Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian tahapan yang disusun secara sistematis, yaitu           Penetapan 5 wilayah/daerah sasaran, penetapan 25 sekolah sasaran berdasarkan daftar-daftar sekolah diseluruh JABODETABEK, meninjau beberapa lokasi, melakukan pengamatan terhadap sekolah-sekolah yang telah ditetapkan, penyusunan materi untuk penyuluhan, jadwal penyuluhan, izin pelaksanaan untuk penyuluhan kepada pihak sekolah, sosialisasi program kepada siswa-siswi, pelaksanaan program penyuluhan kepada siswa-siswi, dan laporan akhir. Pokok-pokok materi penyuluhan yang akan kami sampaikan yaitu meliputi, mdia sosial, konten positif, pengertian dan efek sebuah konten pada kesehatan mental, dan meningkatkan kesehatan mental dengan mengunggah konten positif di media sosial.
Adapun jenis peralatan dan bahan yang kami perlukan yaitu; Peralatan Penunjang, Bahan Habis Pakai, Akomodasi dan Konsumsi (Transportasi, Makan, dan Lain-lain). Rencana pelaksanaan penyuluhan akan dilaksanakan selama kurang lebih tujuh bulan, dengan sistem satu minggu satu sekolah dan dimulai dari tanggal 11 Januari 2018 hingga 26 Juli 2018. Dalam kegiatan ini susunan Tim atau kelompok terdiri dari Dytea Armellia sebagai Ketua Pelaksana, Elisa sebagai Sekretaris, Amelia Apriyani sebagai Bendahara, Fina Triani Sakti sebagai Koordinator Lapangan 1, dan Bella Febriana Nindyasari sebagai Koordinator Lapangan 2.


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
Kelas 3PA01:
·         Dytea Armellia                        (12515094)
·         Elisa                                        (12515174)
·         Bella Febriana Nindyasari       (11515322)
·         Amelia Apriyani                      (10515619)
·         Fina Triani Sakti                      (12515691)